KOMUNIKASI DAN PERILAKU KONSUMEN
PENTINGNYA
KOMUNIKASI
Komunikasi
merupakan prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa
apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia,
baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat
terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing
melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara
perorangan, kelompok, atau organisasi.
Sebagai
makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi
menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini
terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam
berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses
komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi
adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena
fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi
seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati
nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui
komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau
terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
DEFINISI
KOMUNIKASI
Komunikasi
merupakan terjemahan kata communication yang berarti perhubungan atau
perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau berhubungan. Secara
etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan kata dasar
communis yang berarti sama. Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai
pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan
menggunakan suatu media. Sebagai makhluk sosial, manusia sering berkomunikasi
satu sama lain. Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang
diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi.
(Effendy, 2000 : 13) - Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan
(Handoko, 2002 : 30) - Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain.
(Robbins, 2002 : 310) - Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami.
PROSES KOMUNIKASI
Tahap
proses komunikasi ada empat yaitu :
- Penginterpretasian : hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga ide komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikirkan dan rasakan ke dalam pesan. Proses penerjemahan komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
- Penyandian : tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh ide manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, ide manusia berfungsi sebagai encorder.
- Pengiriman : proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
- Perjalanan : tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikan. Sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan
Pada dasarnya, komunikasi dapat menginformasikan
dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang di
tawarkan. Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen potensial agar berhasrat untuk masuk ke dalam
hubungan pertukaran. Pada tingkatan yang lebih tinggi, peran komunikasi tidak
hanya mendukung transaksi dengan menginformasikan, membujuk dan membedakan
produk, tetapi juga menawarkan sarana pertukaran itu sendiri.
Jenis-jenis
komunikasi:
1. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aspek
penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya yaitu
komunikasi dan pemasaran, komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan
pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu.
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya
mentranfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.
Sedangkan komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Terdapat lima jenis promosi yang
biasa disebut bauran pemasaran seperti yang dijelaskan diatas, penjualan tatap
muka, humas, promosi penjualan, publisitas serta perusahaanan langsung.
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan
karena tanpa komunikasi konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak
akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga secara
berhati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi
perusahaanan. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat
menentukan keberhasilan komunikasi, dengan penentuan sasaran yang tepat, proses
komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.
2. Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif bertujuan untuk
membuat komunikan memberikan umpan balik sesuai keinginan komunikator.
Pengertian persuasif sendiri adalah perubahan sikap akibat paparan informasi
dari pihak lain. Dalam audit, komunikasi persuasif banyak digunakan, mulai dari
permintaan kesediaan auditan untuk membantu kelancaran audit, hingga mendorong
auditan untuk melaksanakan rekomendasi audit.
Agar komunikasi persuasif terjadi, maka komunikator perlu mengembangkan komunikasi efektif dan empatik. Komunikasi persuasif dapat dikembangkan melalui :
a. Kejelasan
penyampaian pesan. Agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas, maka perlu
memerhatikan keselarasan elemen-elemen komunikasi dan meminimalkan hambatan
komunikasi.
b. Pemahaman sudut pandang dan
keinginan komunikan. Komunikator dapat meminta
komunikan melakukan sesuatu sesuai keinginan komunikator, hanya jika, komunikan
melihat bahwa tindakan tersebut sesuai dengan keinginan si komunikan sendiri.
Untuk mengetahui sudut pandang komunikan dan keinginan auditan, komunikasi
empatik dapat dilaksanakan terlebih dahulu, sebelum meningkatkannya menjadi
komunikasi persuasif.
Dari uraian tentang komunikasi persuasif, kita dapat
mengambil suatu kesimpulan bahwa syarat komunikasi persuasif adalah kemampuan
untuk berkomunikasi secara efektif dan empatik. Komunikasi-komunikasi ini dapat
dikembangkan jika auditor memiliki keterampilan untuk menyusun dan menyampaikan
pesan dalam kode verbal dan nonverbal, serta keterampilan mendengarkan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar